Harapan bisa meraih kemenangan pada laga kedua cabang sepakbola di SEA Games XXV 2009 Laos gagal diwujudkan timnas “Merah Putih”. Bertanding pada laga lanjutan penyisihan Grup B di Stadion Chao Anouvong, Vientiane, Laos, Senin (7/12/2009), Indonesia malah dibantai tuan rumah, Laos 0-2. Dua gol Laos diborong striker Lamno Singto (66, 75). Ini adalah kekalahan pertama Indonesia dari Laos di sepanjang sejarah.
Kekalahan ini membuat peluang Indonesia untuk menembus semifinal sangat berat. Pada laga penyisihan terakhir, Indonesia bertemu Myanmar, yang kemarin juga kalah 1-2 dari Singapura. Dengan hasil ini, Laos memimpin klasemen sementara dengan nilai empat, sama dengan perolehan Singapura, sementara Myanmar dan Indonesia di peringkat tiga dan empat. Laos dan Singapura hanya butuh main imbang untuk memastikan dua tiket semifinal Grup B. Bila itu terjadi, hasil pertandingan Indonesia vs Myanmar tidak akan berpengaruh lagi.
Turun dengan materi hampir sama dengan saat bermain imbang 2-2 dengan Singapura, Indonesia justru tampil buruk. Masuknya Ruben Sanadi menggantikan posisi Elvis Nelson, tidak membawa perubahan signifikan bagi tim. Selain itu, terburu-burunya permainan para pemain Indonesia, membuat aliran bola ke jantung pertahanan lawan menjadi tidak lancar. Tidak hanya itu, duet penyerang Boaz Solossa serta Engel Bert, lebih banyak bermain sendiri. Boaz, yang selalu dipaksakan tampil kendati masih mengalami cedera, jelas tidak mampu memberikan kontribusi bagi tim. Selain malas bergerak, Boaz juga tidak berani bertarung dengan pemain belakang lawan.
Begitu juga dengan Engel Bert. Pemain yang sebenarnya memiliki kecepatan ini, sering memaksakan untuk bermain sendiri, akibatnya duetnya dengan Boaz tidak berjalan dengan baik. Itu masih ditambah dengan tidak maksimalnya permainan Sultan Samma’ yang beroperasi di sayap kiri sehingga umpan-umpan sayap ke depan gawang Laos sangat jarang terjadi.
Secara umum, babak pertama berjalan cukup cepat. Indonesia sebenarnya memiliki beberapa peluang emas, termasuk dari Boaz yang sudah berhadapan dengan kiper, tetapi sayang tak satu pun peluang itu berbuah gol.
Di babak kedua, Pelatih Indonesia Alberto Bica menarik Egi Melgiansyah yang mengalami cedera dengan memasukkan Lucky Wahyu. Namun pergantian itu tidak membawa perubahan positif bagi tim. Begitu juga masuknya Dendi Santoso yang menggantikan Sultan Samma’.
Di sisi lain, Laos tetap tampil ngotot dengan mengandalkan serangan balik. Strategi itulah yang menjadi malapetaka bagi Indonesia. Sebuah serangan balik cepat yang dibangun pemain Laos, berhasil memporakporandakan barisan belakang Indonesia, yang terlena karena bermain terlalu menyerang. Sebuah sodoran dari Sayyavuthi Kampheng berhasil diteruskan Lamno Singto menit 66. Bola pelan itu tak mampu diselamatkan Franky Irawan.
Unggul 1-0, membuat permainan Laos semakin bergairah. Sebaliknya, para pemain Indonesia bermain semakin panik sehingga tak mampu membongkar pertahanan Laos. Masuknya Yongky Ariwibowo menggantikan Boaz (75), justru langsung disambut gol kedua Laos, yang lagi-lagi dibuat Lamno Singto (75). Keunggulan 2-0 itu tak mampu dikejar Indonesia sampai wasit meniupkan peluit panjang. Laga itu sempat hampir ternoda dengan aksi perkelahian pemain, tetapi beruntung insiden itu tidak berlanjut setelah ofisial kedua tim dan petugas keamanan turun tangan.
Manajer Indonesia Andi Darussalam Tabussalla mengaku kecewa dengan hasil ini. Menurutnya, Indonesia tampil bagus di babak pertama. Namun para pemain justru kehilangan konsentrasi di babak kedua.
“Ada beberapa peluang yang terjadi di babak pertama, tetapi sayang tak satu pun menjadi gol. Di babak kedua, anak-anak yang seharusnya tampil tenang, malah sering gugup menghadapi serangan balik cepat Laos. Akibatnya, kita harus membayar mahal dengan dua gol Laos yang lahir dari serangan balik,” ujar Salam, panggilan karib Andi Darussalam.
Salam menambahkan, tidak mau menyalahkan kekalahan ini kepada pemain. Menurutnya, para pemain telah berjuang semaksimal mungkin. “Itulah sepakbola, harus ada yang menang atau yang kalah. Tetapi kami banyak belajar dari pertandingan ini untuk menyiapkan diri menghadapi Myanmar,” imbuhnya.
Ia mengaku hasil ini membuat peluang Indonesia ke semifinal sangat berat. Tetapi pihaknya dan seluruh pemain tetap optimis dan akan berusaha tampil lebih baik saat melakoni laga terakhir melawan Myanmar.
“Itulah sepakbola. Peluang kami kini memang berat. Tetapi bukan berarti itu telah tertutup. Pokoknya kami harus bisa menang melawan Myanmar, tidak peduli berapa-berapa hasil pertandingan lain,” tegas Salam.
Sementara itu, Alberto Bica mengaku, ia telah menginstruksikan pemainnya untuk bermain cepat dari kaki ke kaki. Tetapi pada babak kedua, mereka justru lebih banyak bermain dengan umpan-umpan jauh. “Strategi saya tidak berjalan dengan baik. Para pemain bermain di bawah tekanan sehingga mereka tidak bisa lepas,” tandasnya.
Pelatih Laos Pieter Riedl mengatakan, kemenangan timnya berkat kepintaran pemain Laos dalam memanfaatkan celah dan kelelahan pemain Indonesia. “Saya instruksikan mereka untuk lebih banyak menunggu, sebelum melancarkan serangan balik. Terbukti, strategi itu berjalan dengan baik. Kami gembira dengan hasil ini,” tandasnya.