Liputan6.com, Lebak: Warga Lebak, Banten, dihebohkan dengan penemuan sebuah Alquran kuno berukuran raksasa. Panjang Alquran itu mencapai 2,5 meter dan lebar 1,38 meter. Disamping Alquran juga ditemukan sebuah pedang dengan panjang 1.7 meter.
Aneh tapi nyata, begitulah tanggapan warga yang datang menyaksikan keberadaan Alquran dan pedang raksasa di Masjid Assahadat, Desa Bojong Leles, Lebak, Banten. Tidak hanya karena ukurannya yang besar, tapi karena asal muasal kedua benda tersebut yang tiba-tiba saja ditemukan tergeletak di halaman masjid.
Menurut keterengan pengelola masjid, Haji Dedi Yayat, Alquran dan pedang raksasa tersebut ditemukan tergeletak begitu saja tanpa diketahui pembawanya. Kondisi ini sempat membingungkan mengingat saat itu warga banyak yang berkumpul di masjid untuk memperbaiki tempat wudhu.
Sejauh ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lebak dan sejumlah ulama tradisional telah memeriksa kandungan Alquran bersampul kulit unta tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui seluruh isi Alquran yang ditulis dengan tangan ternyata sesuai dan lengkap seperti yang lainnya.
Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Alquran dan pedang tanpa pemilik tersebut kini disimpan di Masjid Assahadat dengan penjagaan polisi karena banyak warga yang berkunjung untuk melihat. Pengelola masjid sengaja membuatkan tempat khusus sebagai dudukan Alquran dan pedang. (IAN/Agus Faisal Karim dan Taufik Muharam)
—-update: Komentar dari dhikadhuan:
Dikirim pada tanggal 2009/04/08 pukul 11:57
Sama sekali tdk bermaksud mengurangi rasa kagum dan penasaran anda.
Inilah tanggapan dari saya sbg. warga setempat yang saya posting juga di beberapa blog.
Semoga Allah mengampuni semua dosa warga kampung kami Kp. Babakan Ds. Bojongleles Kec. Cibadak Lebak. Kampung kami saat ini terus terang dirasakan sedang kurang nyaman gundah gulana,saya sendiri sudah bosan dengan pertanyaan dan harus mengatakan apalagi kepada teman2 sekantor yang menanyakan tentang keberadaan Al-Qur’an raksasa. Saya hanya bisa menjelaskan bahwa Al-Qur’an itu memang ada (walaupun jarak rumah saya ke lokasi hanya sekitar 30-50m) tapi sampai saat alhamdulillah saya tidak ada minat untuk melihatnya, kenapa? karena saya tahu apa tujuan dari semua sandiwara itu. Informasi yang selama ini beredar bahwa Al-Qur’an dan pedang itu datang dan muncul tiba2 “fish story” alias “cerita bohong”. Yang benar adalah Al-Qur’an itu hari Sabtu siang menjelang sore dibawa dengan mobil entah dari mana asalnya (saksi yang ikut menggotong barang tsb. dari mobil ke dalam mushalla telah diperiksa oleh pihak kepolisian resort lebak) dan tempat dalam mushalla tersebut sudah dipersiapkan oleh si pendusta jauh2 hari. Bukankah sudah ada maksud2 tertentu di dalamnya…. wallahu ‘alam bissawab…
Semoha yang membaca tulisan ini lebih jelas. Saya adalah salah seorang warga yang tinggal di kampung Babakan lokasi Al-Qur’an raksasa berada.
Dan saya menghimbau Majlis ‘Ulama Kab. Lebak menyikapi dengan lebih bijaksana dan teliti. Sepengetahuan saya MUI Kab. Lebak sampai saat belum memeriksa secara detail karena memerlukan waktu yang cukup lama. Kebetulan pada hari selasa malam ayah mertua saya (kebetulan sesepuh di kampung kami) telah mengadakan rapat dengan pihak MUI. MUI meminta supaya Al-Qur’an itu diperiksa lebih teliti dan diserahkan sementara kepada pihak MUI, namun pihak yang mengambil untung dari “seolah-olah” fenomena tersebut tidak menyerahkannya.
Pihak kepolisian juga sampai saat ini belum mengambil tindakan yang lain setelah memeriksa saksi2 dan selain hanya sebatas mengatur lalu lintas disekitar jalan menuju gang lokasi mushalla.
Nama pengelola mesjid Haji Dedi Yayat dalam berita http://www.liputan6.com/news/?id=175315&c_id=7 di kampung kami tidak ada nama itu. Nama mushalla yang benar adalah “Mushalla Dua Kalimah Sahadat”