Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar, Surya Paloh, menghabiskan dana lebih dari Rp 1 milyar hanya untuk berpidato selama 15 menit di panggung kampanye di sebuah lapangan sepakbola, di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Semahal itukah ongkos sebuah kampanye? Untuk apa? Berikut ini kutipan penjelasan (laporan) dari Antara News:
Pada hari pertama kampanye terbuka, Selasa (17/3), Surya langsung tancap gas. Pukul 07.00 pagi dia bertolak dari Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, dengan pesawat jet pribadinya, jenis BAe, yang katanya pesawat bekas milik Ratu Inggris Elizabeth. …
“Ini pesawat paling aman. Jet lain mesinnya cuma dua, yang ini empat. Kalau dua mesin mati, masih ada dua mesin yang bekerja. Tapi karena empat mesin, jadi boros,” katanya sesaat setelah “boarding”. …
Setelah mendarat di Bandara Perintis Tapanulis Selatan, Surya harus naik helikopter lagi selama 30 menit untuk bisa ke panggung kampanye. Ia menyewa helikopter jenis Bell yang hanya bisa dimuati empat penumpang.
… Pilot helikopter sudah mewanti-wanti agar kampanye tidak lama-lama karena pergerakan awan yang menggumpal hitam menandakan hujan akan segera turun. “Makin sore makin berbahaya. Cuaca di kawasan pegunungan begitu cepat berubah,” kata pilot mengingatkan.
Akibatnya, Surya tidak bisa berlama-lama di atas panggung kampanye. Setelah pidato dan teriakan hidup Golkar yang menggelegar selama 15 menit, lelaki berperawakan tinggi besar mirip penyanyi opera Luciano Pavarotti itu segera pamit. Ia harus buru-buru kembali di Tapanuli Selatan sebelum hujan turun sore itu. …
Saat melanjutkan perjalanan ke Bandara Polinia Medan, Surya menceritakan mengapa dirinya rela menghabiskan uang miliaran dan menghadapi resiko keselamatan terbang dengan helikopter dalam cuaca buruk hanya untuk berpidato selama 15 menit di panggung kampanye.
Menurut Surya, perjalanan kampanye hari pertamanya menghabiskan lebih dari Rp1 miliar, antara lain untuk avtur dan kru jetnya, menyewa helikopter, akodasi hotel, dan biaya logistik lainnya.
“Gila. Ini gila. Tidak masuk logika orang mengeluarkan Rp1 miliar hanya untuk pidato 15 menit,” katanya.
Jika tidak untuk kecintaan kepada bangsa ini, jika tidak untuk sesuatu yang berarti bagi rakyat negeri ini, lanjut Surya, ia tidak akan segila ini.
Dia pun mengaku menyadari ada orang yang yang menuduhnya memiliki motif-motif dan ambisi kekuasaan tertentu di balik segala yang dilakukannya.
Sejumlah kritik yang dialamtakan ke dia antara lain, Surya berambisi menjadi Ketua Umum Golkar dan kemudian menjadi calon Presiden pada Pemilu 2014.
“Silakan menuding seperti itu. Saya terima dan jalani saja. Tetapi yang saya protes, kalau orang menilai apa yang saya lakukan itu tidak ikhlas. Itu yang tidak benar,” katanya.
Surya mengatakan, boleh dibilang ia sudah memiliki segalanya, harta dan kehormatan sudah ada dalam genggamannya.
Kalau dia mau, katanya, dia bisa seperti konglomerat lain yang tinggal menikmati hidup dan bersenang-senang dengan kekayaannya.
“Kalau semua orang berfikir begitu, lalu siapa yang memikirkan bangsa dan rakyat ini? Hancurlah bangsa ini jika semua orang begitu,” katanya sambil mengusap rambut-rambut yang lebat di pipi dan dagunya.