Tegal kini jadi ibukota industri mobil Indonesia
Dalam wawancara dengan BusinessWeek Indonesia bulan lalu, Suparto bersemangat mewujudkan proyek ini guna menghadirkan mobil yang bisa dibeli oleh masyarakat. “Mobil Indonesia”, demikian Suparto menyebutnya. Mesin 500cc sengaja dipilihnya,”Supaya tidak head on dengan saudara-saudara tua kita,” tuturnya. Di Indonesia saat ini belum ada mobil yang bermain di kelas 500cc. Pesaing terdekatnya adalah Daihatsu Ceria 600 cc. “Tapi itu di Malaysia. 600cc versi yang paling murah, di sini mereka tidak masuk,” ujar Suparto. Selain cc yang rendah, desain mobil juga dibuat serbaguna. “Sehingga selain bisa untuk mobil penumpang, mobil ini juga bisa dipakai untuk mengangkut produk-produk pertanian,” tuturnya.
Kemampuan Suparto untuk merancang bangun mesin tidak lagi diragukan. Ia sudah merancang 4 buah mesin, diantaranya adalah mesin 1 silinder disel horizontal—yang sudah menjadi prototype dan diproduksi untuk alat pertanian oleh PT Nefa, di Tegal—mesin disel 1600cc dan 1300cc 4 silinder Indirect Injection (IDI) dan mesin disel 5 silinder 2500cc Direct Injection, twin cam, 4 valve yang dilengkapi turbo intercooler, serta mesin motor bensin 2 silinder 500 cc, yang sekarang menjadi proyek unggulan RUSNAS (Riset Unggulan Strategis Nasional) BPPT. “Dengan blok yang sama, mesin itu bisa menjadi mesin disel dengan perubahan yang sangat minor, dan bisa double, ke gas dan bensin,” ujar Suparto.