Showing posts with label Education. Show all posts
Showing posts with label Education. Show all posts

Bocah 11 tahun sudah jadi Sarjana

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5tVXUUcgwuME2N9qYJU-lq6XCJx1dMaEXSBAzmyBekAUM2Atl4fMOY4UeCgVIgjM7Y0lLl_-IQWKJShIiokWdlbqSRsRHVLmCWiahlMCtXCgVHQklWOBlHGKHkPmoL_eJx6ZStbbOCBOg/s320/picture-of-moshe-kai-cavalin-11-year-old-college-graduate-468x351.jpg
BOCAH AJAIB: Moshe Kai Cavalin, termuda di kampus.(MSNBC)
BOCAH ini mungkin menjadi sarjana termuda di dunia. Dalam usia 11 tahun, Moshe Kai Cavalin telah lulus kuliah dari East Los Angeles College, Jumat (5/6). Bahkan, ia memperoleh dengan IPK 4,0 alias sempurna. Luar biasa!
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEXjcXvQySNaTA5I5lm-hST1K6H3fJ6m2A-i4vg1yoD7FDuv9Va_sHgOzw2C0rypI29iHsJLC7HdWI31J-OM5eLwfZ-nmxm3s0tRTwub4fXa9YdJ5Q-r7-yQwQd-dAQstmqDBjLIXoXkWE/s320/0514081129_M_Cavalin03.jpg
Bocah dari seorang ibu berdarah Taiwan dan ayah Israel ini, seperti dilansir Dailymail, memulai studi di perguruan tinggi pada usia 8 tahun dan menjadi mahasiswa termuda di kampusnya. Yang menarik, dia justru memberi les privat bagi teman-teman sekelasnya yang berusia 19-20 tahun dalam mata pelajaran matematika dan fisika.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFuuQ2jMacHCe18oH0E-23_XtqXaHz6X5cCIW8BoAxYH63DykO3t6CWHqtmhacXn4j8JfnA8Ms0bQuH5V5loYMgv4YLVxd4AD3FsHSviEA4iQTxL_0rtLEXe2XPqemerko1pZMLnPSOvJm/s320/0514081129_M_Cavalin02.jpg
Walaupun begitu, Moshe menolak disebut sebagai bocah jenius. “Saya hanya anak biasa yang belajar tekun dan melakukan yang terbaik,” katanya, dalam wawancara dengan MSNBC, Sabtu (6/6).
Selain dikenal sebagai bocah berprestasi, Moshe juga mahir seni bela diri dan memenangkan sejumlah kejuaraan seni berperang. “Saya tidak tertarik dengan video game, karena permainan itu tidak memberi keuntungan bagi umat manusia,” uacpnya.
Bocah yang mengidolakan Albert Einstein dan Bruce Lee ini berencana ingin belajar menyelam dan menulis buku mengenai anak-anak. Ia juga ingin menulis buku mengenai kiat-kiat sukses di sekolah.

Manusia Ketemu Makhluk Luar Angkasa tahun 2020

Astronom Amerika Serikat yang terlibat dalam program pencarian asal-usul alam semesta dan segala isinya kini yakin manusia akan bertemu dengan makhluk beradab di luar Bumi (ET) paling lambat 25 tahun yang akan datang.

Dalam pertemuan pemburu planet sejagat hari Selasa 12 Maret di Toledo, Spanyol, Direktur Program Origins Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) Mike Kaplan mengatakan sudah pasti ada kehidupan berinteligensi di beberapa planet di luar gugus tata surya.

Kaplan meragukan pendapat awam bahwa manusia satu-satunya makhluk beradab di alam semesta ini. "Saya pikir kita hanya menunggu waktu saja untuk bisa kontak dengan mereka. Bila suatu hari kita bertemu, jangan kaget karena mereka sangat beda dengan kita," katanya.

Pertemuan itu diperkirakan paling lambat 25 tahun lagi, sekitar tahun 2020. Yang tahun ini berusia 75 tahun dan tampaknya masih segar bugar tentu saja sangat sedikit yang beruntung bisa jadi saksi dalam pertemuan itu.

Pemburu planet dari seluruh dunia berkumpul di kota bersejarah Spanyol itu untuk membahas pengembangan interferometri inframerah, teknologi yang akan membantu pencarian kehidupan dan makhluk beradab di luar tata surya.

"Pembahasan ini merupakan upaya pertama merealisasikan program yang sudah berumur 20 tahun, mencari jawaban terhadap pertanyaan ratusan tahun anak manusia mengenai kemungkinan ada makhluk beradab di luar Bumi," kata Kaplan.

Keseriusan astronom menyentuh isu "peka" ini makin menggeliat setelah astronom Swiss pada Oktober 1995 mendeteksi sebuah planet di luar tata surya. Dalam waktu yang singkat, ilmuwan AS kemudian menemukan dua planet lain.
Inferometer inframerah

Astronom yang ikut dalam pertemuan di Toledo itu memperlihatkan kegairahan akan segera dapat mengaktualkan teknologi inferometer inframerah dalam waktu dekat.
"Inilah saat pertama, pencarian ET bukan lagi mimpi, tinggal menunggu waktu menerapkan interferometer inframerah," kata Kaplan, yang program Origins-nya bertujuan mempelajari asal-usul alam semesta, pembentukan planet, dan eksistensi kehidupan di planet di luar tata surya.

"Kehidupan di planet lain, kalaupun tak identik, akan sangat serupa dengan kehidupan di Bumi," kata biologiwan Spanyol terkemuka Juan Oro dalam sebuah konferensi pers.
Teleskop tradisional dan teleskop angkasa Hubble belum dapat membantu usaha pencarian ET karena cahaya bintang-bintang menghalangi planet-planet yang mengorbit di dekat bintang-bintang itu.

Sedangkan sinar inframerah pada interferometer inframerah, yang 40 kali lebih kuat dibandingkan Hubble, mampu "melihat" planet mana yang memenuhi syarat perlu -seperti adanya air dan oksigen- ditinggali makhluk hidup.

NASA dan Badan Antariksa Eropa (ESA) secara terpisah telah mulai mengembangkan teknologi inframerah, tapi kedua badan itu berpendapat dibutuhkan kerja sama internasional untuk menjalankan proyek sebesar ini.

NASA menaksir anggaran membangun interferometer inframerah sekitar 200 juta dollar AS setahun, sekitar Rp 460 milyar, untuk jangka waktu 10 tahun. Orang-orang Eropa dan Amerika sependapat proyek ini memulai era baru peradaban manusia.

"Menemukan kehidupan beradab di luar Bumi akan mengubah segala-galanya: filsafat, agama... Dan ini akan membuat kita berendah hati... bahwa manusia bukan satu-satunya makhluk beradab dan tidak istimewa," kata Kaplan. Ia menilai program pencarian ET yang serius ini sebagai era eksplorasi baru, Galileo yang baru.



William James Sidis Manusia Terpintar Dalam Sejarah Dunia


Mungkin nama William James Sidis masih asing dan kurang familiar di telinga kita. Siapakah manusia terjenius yang pernah dimiliki dunia? Da Vinci? John Stuart Mills? Atau Albert Einstein seperti yang selama ini diperkirakan orang? Ketiganya memang dianggap jenius-jenius besar yang telah memberikan banyak pengaruh terhadap bidangnya masing-masing. Tapi gelar manusia terjenius yang pernah dimiliki dunia rasanya tetap layak diberikan kepada William James Sidis. Siapakah ia? Mengapa namanya tenggelam dan kurang dikenal walau angka IQnya mencapai kisaran 250–-300?..

Keajaiban Sidis diawali ketika dia bisa makan sendiri dengan menggunakan sendok pada usia 8 bulan. Pada usia belum genap 2 tahun, Sidis sudah menjadikan New York Times sebagai teman sarapan paginya. Semenjak saat itu namanya menjadi langganan headline surat kabar : menulis beberapa buku sebelum berusia 8 tahun, diantaranya tentang anatomy dan astronomy. Pada usia 11 tahun Sidis diterima di Universitas Harvard sebagai murid termuda. Harvard pun kemudian terpesona dengan kejeniusannya ketika Sidis memberikan ceramah tentang Jasad Empat Dimensi di depan para professor matematika.

Lebih dasyat lagi : Sidis mengerti 200 jenis bahasa di dunia dan bisa menerjamahkannya dengan amat cepat dan mudah. Ia bisa mempelajari sebuah bahasa secara keseluruhan dalam sehari !!!! Keberhasilan William Sidis adalah keberhasilan sang Ayah, Boris Sidis yang seorang Psikolog handal berdarah Yahudi. Boris sendiri juga seorang lulusan Harvard, murid psikolog ternama William James (Demikian ia kemudian memberi nama pada anaknya) Boris memang menjadikan anaknya sebagai contoh untuk sebuah model pendidikan baru sekaligus menyerang sistem pendidikan konvensional yang dituduhnya telah menjadi biang keladi kejahatan, kriminalitas dan penyakit. Siapa yang sangka William Sidis kemudian meninggal pada usia yang tergolong muda, 46 tahun - sebuah saat dimana semestinya seorang ilmuwan berada dalam masa produktifnya. Sidis meninggal dalam keadaan menganggur, terasing dan amat miskin. Ironis. Orang kemudian menilai bahwa kehidupan Sidis tidaklah bahagia. Popularitas dan kehebatannya pada bidang matematika membuatnya tersiksa. Beberapa tahun sebelum ia meninggal, Sidis memang sempat mengatakan kepada pers bahwa ia membenci matematika - sesuatu yang selama ini telah melambungkan namanya. Dalam kehidupan sosial, Sidis hanya sedikit memiliki teman. Bahkan ia juga sering diasingkan oleh rekan sekampus. Tidak juga pernah memiliki seorang pacar ataupun istri. Gelar sarjananya tidak pernah selesai, ditinggal begitu saja. Ia kemudian memutuskan hubungan dengan keluarganya, mengembara dalam kerahasiaan, bekerja dengan gaji seadanya, mengasingkan diri. Ia berlari jauh dari kejayaan masa kecilnya yang sebenarnya adalah proyeksi sang ayah. Ia menyadarinya bahwa hidupnya adalah hasil pemolaan orang lain. Namun, kesadaran memang sering datang terlambat.

Mengharukan memang usaha Sidis. Ada keinginan kuat untuk lari dari pengaruh sang Ayah, untuk menjadi diri sendiri. Walau untuk itu Sidis tidak kuasa. Pers dan publik terlanjur menjadikan Sidis sebagai sebuah berita. Kemanapun Sidis bersembunyi, pers pasti bisa mencium. Sidis tidak bisa melepaskan pengaruh sang ayah begitu saja. Sudah terlanjur tertanam sebagai sebuah bom waktu, yang kemudian meledakkan dirinya sendiri. Ternyata orang yang jenius tak selama dapat hidup dengan bahagia dan menikmati kehidupanya.




Ketika Ilmu Pengetahuan Menemukan Tanda-Tanda Kiamat

Sekarang, saya berdiri di sini bukan sebagai pemimpin dari salah satu negara, tetapi sebagai bagian dari umat manusia. Kini, kita menghadapi bencana yang disebut, oleh kitab suci, sebagai Armageddon, atau sebuah hari ketika kehidupan dunia akan berakhir. Namun demikian, kini umat manusia telah memiliki teknologi untuk mencegah kepunahan spesies mereka sendiri dan semua makhluk hidup di bumi. Rasa haus manusia terhadap ilmu pengetahuan, kekuasaan dan kemenangan akan menjadi sebuah semangat untuk terus melanjutkan hidup…

[Pidato Presiden Amerika Serikat, dalam film “Armageddon”]


Penggalan pidato tersebut merupakan pidato yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat sebagai sebuah pengantar bagi semua umat manusia di seluruh dunia untuk bersiap menghadapi bencana terbesar—yaitu jatuhnya komet raksasa ke bumi. Pidato tersebut juga mengiringi kepergian delapan belas orang astronot, yang sebagian besar adalah astronot dadakan, yang bertugas menghancurkan komet pembunuh sebelum menabrak bumi dan memusnahkan umat manusia.


Kisah dramatis tersebut terekam dalam kisah fiksi berjudul “Armageddon” hasil arahan sutradara Hollywood, Michael Bay. Beruntunglah kita, kisah yang diceritakan dalam film “Armageddon”, hanyah fiksi semata, sebab apabila kisah teresebut menjadi kenyataan maka umat manusia benar-benar menghadapi masalah serius.


Singkatnya, kita nyaris tidak dapat melakukan apa-apa untuk mencegah terjadinya bencana akibat tumbukan komet pembunuh. Dalam film memang diceritakan bahwa manusia telah berhasil menggunakan teknologi nuklir untuk memusnahkan komet tersebut, namun kenyataan yang ada justru berbeda 180 derajat. Kita tidak mengembangkan teknologi penghancur komet; tidak ada para astronot berani mati yang terlatih untuk menghancurkan komet; tidak ada satu teknologi pun, yang dimiliki manusia, yang terbukti mampu menghancurkan komet pembunuh. Dengan kata lain, apabila komet pembunuh itu tiba, nasib umat manusia benar-benar di ujung tanduk.



Sampai saat ketika saya menulis artikel ini, ada beberapa skenario kiamat yang berhasil disusun oleh para ilmuwan di berbagai bidang berdasarkan data-data empiris dan ilmiah sesuai dengan bidang mereka masing-masing. Meskipun kebanyakan data empiris dan ilmiah yang dihimpun oleh para ilmuwan tidak memberikan tanggal pasti kapan kiamat—atau setidaknya bencana global tersebut tiba.


Banyak ilmuwan yang memberikan kesimpulan bahwa bencana global kemungkinan besar akan terjadi pada akhir tahun 2012, seperti yang dijelaskan oleh Lawrence E. Joseph, penulis keturunan Yahudi berkebangsaan Amerika Serikat, dalam buku “Kiamat 2012” (Apocalypse 2012).


Dari beberapa skenario kiamat yang ditawarkan oleh para ilmuwan termasuk Lawrence E. Joseph, maka dapat diambil dua kategori besar skenario kiamat, yaitu kiamat yang berasal dari bumi dan kiamat yang berasal dari angkasa, terlepas dari benar-tidaknya kesimpulan bahwa 2012 merupakan hari kiamat—atau setidaknya tanda awal kiamat sebelum tanda-tanda besar lainnya muncul.


Skenario pertama tentang kiamat rupa-rupanya disebabkan oleh aktivitas bumi yang berlebihan dan, atau menunjukkan sebuah anomali yang tidak lagi terjadi sejak 10.000 tahun lalu.


Anda pernah mendengar tentang taman nasional Yellowstone, Amerika Serikat? Taman nasional Yellowstone terkenal memiliki geyser bernama Old Faithful, yang mampu menyemburkan lebih dari 3.000 liter air dalam waktu kurang dari sepuluh detik. Geyser tersebut rupanya tidak hanya menjadi pusat perhatian para wisatawan yang berkunjung ke taman nasional tersebut, tapi juga para ahli vulkanologi dan geologi yang menyatakan bahwa taman nasional Yellowstone merupakan sebuah gunung berapi raksasa yang berpotensi meletus.


Yakinlah, Anda tidak salah membaca dan saya juga tidak salah mengetik. Anda mungkin bertanya, jika memang taman nasional itu sebuah gunung berapi lalu di mana letak kerucutnya, puncaknya dan kawahnya? Ketika banyak orang menyaksikan keindahan geyser di taman nasional tersebut, mereka sebenarnya tidak sadar bahwa mereka sedang berada di tengah kawah gunung berapi raksasa. Begitu besar diameter kawah Yellowstone, sampai-sampai kita harus terbang untuk melihat kawah taman nasional tersebut secara keseluruhan.


Sekarang, banyak ilmuwan yang menyatakan bahwa taman nasional tersebut merupakan sebuah gunung berapi raksasa yang siap meletus. Kenyataan bahwa Yellowstone kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanis merupakan sebuah anomali yang patut disambut dengan sikap waspada.



J. Tuzo Wilson, seorang ahli geofisika Kanada, yang terkenal dengan teorinya tentang lempeng tektonik, pernah menjelaskan bahwa sebenarnya Yellowstone terletak dalam sebuah ujung barisan gunung api yang tertidur. (Ilmu Pengetahuan Populer, 1999, 2: 228).


Pernyataan Wilson dan kebanyakan ahli geologi lainnya memberikan kita sebuah pemahaman bahwa para ahli geologi telah menyadari bahwa Yellowstone merupakan sebuah gunung berapi yang pernah meletus dan kini menunggu untuk meletus lagi. Bahkan geyser yang menjadi ciri khas taman nasional itu membuktikan bahwa ada sebuah dapur magma aktif.


Kini mungkin saja Yellostone akan menunggu sebuah saat yang tepat sebelum bangun dari tidurnya yang panjang. Jika Yellowstone meletus maka dapat dipastikan bahwa seluruh dunia akan merasakan dampaknya, Amerika Serikat akan luluh-lantak, kemudian disusul kawasan Pasifik dan Atlantik. Kawasan Eurasia, Afrika dan Australia akan tertutup abu, udara menjadi beracun, dan matahari tidak akan pernah terbit selama sekitar sepuluh tahun—bumi akan kembali pada jaman es.


Anomali selanjutnya ditunjukkan oleh semakin melemahnya kekuatan magnetosfer bumi. Secara sederhana magnetosfer bumi merupakan sebuah lapisan medan magnet bumi yang bertugas melindungi bumi dan semua penghuninya dari radiasi matahari. Magnetosfer bumi juga memengaruhi pola dan ara pergerakan migrasi spesies hewan tertentu seperti burung camar hingga ikan paus. Tanpa magnetosfer maka bumi akan menjadi sebuah planet tandus yang terus menerus dihujani radiasi matahari. Tanpa magnetosfer, Anda tidak akan dapat keluar rumah tanpa menggunakan pakaian anti radiasi, layaknya pekerja rekator nuklir, atau kulit Anda akan terbakar radiasi dalam waktu kurang dari lima detik.


Franklin M. Branley menjelaskan bahwa sabuk Van Allen, diambil dari nama seoarang anstronom Amerika Serikat, James Van Allen, bertugas melindungi bumi dari radiasi matahari. Sabuk tersebut membentang mulai ketinggian 640 km hingga ketinggian 40.000 km. (Ilmu Pengetahuan Populer, 1999, 1: 104).


Anomali dalam magnetosfer rupanya ditunjukkan dengan semakin melemahnya kekuatan magnetosfer bumi jika dibandingkan 200 tahun lalu. Kini magnetosfer bumi bahkan mengalami sebuah keretakan sepanjang 160.000 kilometer di atas Atlantik, para ilmuwan ahli geologi menyebutnya sebagai anomali Atlantik Selatan. (Joseph, 2008: 65).


Keretakan magnetosfer bumi, menjadi tanda awal dari lenyapnya kekuatan magnetosfer, rupanya membawa dampak serius bagi semua penghuninya, temasuk manusia. Karena lapisan medan magnet bumi tidak hanya berfungsi sebagai perisai anti radiasi, namun juga sebagai sebuah mekanisme yang menjaga kestabilan bumi dan keseimbangan biosfer.


Tanpa medan magnet bumi, maka ekosistem bumi menjadi terganggu. Hewan-hewan yang menggunakan medan magnet sebagai penunjuk arah akan kehilangan kemampuan navigasi. Spesies yang kehilangan kemampuan navigasi jelas akan berpotensi menuju kepunahan. Hilangnya salah satu bagian penting dalam biosfer tentu akan disusul hilangnya bagian lain dalam biosfer, sehingga keseimbangan biosfer yang rapuh akan hancur berantakan.


Semua itu hanya disebabkan oleh hilangnya magnetosfer, yang keberadaannya sering tidak kita sadari. Lenyapnya magnetosfer juga membuat permukaan bumi akan segera terbakar radiasi matahari yang sangat hebat, dan dengan segera membuat permukaan bumi akan hangus terbakar.



Lalu apa yang membuat kekuatan magnetosfer semakin melemah? Inilah pertanyaan mendasar yang mungkin muncul di pikiran Anda. Para ilmuwan yakin inti bumi berupa logam cair dengan panas mencapai sekitar 3.900 derajat celcius. Rotasi inti cair bumi itu membuat sebuah efek medan magnet bumi yang mampu membuat jarum kompas menunjukkan arah utara-selatan.(Sagan dan Leonard, 1982: 36) Sayangnya, semakin lama rotasi inti bumi tersebut semakin lambat, dan tidak mustahil akan berhenti, yang mengakibatkan semakin lemahnya kekuatan magnetosfer. Singkat kata, lenyapnya kekuatan magnetosfer membuat bumi berada dalam kekacauan dan kiamat.


Skenario kedua tentang kiamat datang dari kegelapan angkasa raya. Matahari yang kita kenal sebagai sumber energi primer bumi, rupanya tidak selamanya memberikan kebaikannya kepada semua anggota tata surya. Berulang-kali kekuatan matahari yang sedemikian besar hampir menewaskan semua kahidupan bumi dengan serangan radiasi matahari, hingga pengaruhnya terhadap aktivitas badai yang berlebihan pada lima tahun terakhir.


Radiasi matahari merupakan sebuah bentuk ledakan yang diakibatkan oleh perubahan medan magnet matahari. Saya sendiri tidak begitu mengerti tentang bagaimana terjadinya dan mengapa radiasi matahari terbentuk dan bagaimana reaksi dari bintik matahari dengan pancaran radiasi yang sangat berbahaya. Namun, yang jelas, radiasi matahari mempu mencapai dan terlepas menuju tata surya, termasuk bumi.


Beruntung, bumi memiliki magnetosfer yang menahan kekuatan radiasi tersebut, namun terkadang kekuatan radiasi yang begitu besar mampu membuat aktivitas listrik di seluruh dunia menjadi terganggu.


Seringkali aktivitas matahari yang berlebihan mampu membuat listrik di kota-kota besar di dunia menjadi padam hingga terjadinya gangguan pada gelombang radio. Pada dunia modern di mana listrik menjadi sebuah kekuatan yang tidak terpisahkan, padamnya arus listrik akan membuah semua kegiatan dan teknologi modern lumpuh seketika.


Kini banyak ilmuwan mulai menemukan bertumpuk-tumpuk bukti baru bahwa aktivitas matahari yang berlebihan menjadi salah satu penyebab meningkatnya aktivitas badai. Jika memang ada hubungan antara aktivitas matahari dengan tingginya aktivitas badai, maka banyak ilmuwan yang memperkirakan bahwa tahun 2012 aktivitas badai di seluruh dunia akan mengingkat pesat, akibat tingginya aktivitas matahari saat itu.


Aktivitas matahari pada tahun 2012 yang mengingkat pesat rupanya sesuai dengan daur aktivitas matahari, yang kini telah banyak dijelaskan oleh para ilmuwan.


Anomali yang berasal dari angkasa tidak hanya terbatas pada pengaruh dan aktivitas matahari semata, tapi juga pada aktivitas dan perilaku seluruh tata surya terhadap gerakan galaksi.


Lawrence E. Joseph menjelaskan bahwa kini tatasurya sedang berada dalam sebuah awan energi galaksi bima sakti, yang terdiri dari wilayah bermedan magnet tinggi yang menyebabkan seluruh tata surya menghasilkan gelombang kejut yang akan mempengaruhi semua anggota tata surya. (Joseph, 2008: 152-153)



Sebelum membahas efek guncangan terhadap tata surya, ada baiknya kita mengamati aktivitas dan potensi bencana yang berasal dari anggota tata surya yang lain. Para ilmuwan khawatir ada sebuah bencana tersembunyi yang berasal dari tepi tata surya, potensi bencana tersebut berasal dari pusat penyimpanan komet di Awan Oort, asteroid di Sabuk Kuiper, dan sabuk asteroid pada jalur Mars dan Jupiter. Jika kita mengambil Pluto sebagai awal pembagian, maka akan mendapatkan bentuk pembagian seperti ini, Pluto, Sabuk Kuiper, dan Awan Oort.


Singkatnya awan tersebut berada pada bagian paling tepi di tata surya Awan Oort, diberi nama sesuai penemunya yaitu Jan Hendrik Oort, merupakan sebuah awan besar yang mengandung sekitar seratus milyar inti komet yang terentang hingga jarak lima belas trilyun kilometer, dari sinilah semua komet yang kita kenal dilahirkan. Awan tersebut mengandung inti komet dengan diameter yang beragam mulai dari satu kilometer hingga lebih dari delapan puluh kilometer. (Sagan dan Leonard, 1984: 174)


Pada tahun 1950-an, Astronom Amerika Serikat bernama F. L. Whipple, menjajukan pendaptnya banwa sebenarnya komet hanya terdiri dari es dan gas-gas beku lain layaknya bola salju yang kotor. (Encyclopedia Americana, 1991, 2: 365-369). Tapi, kini, banyak ahli astronomi sepakat bahwa “markas” komet di Awan Oort merupakan induk dari komet pembunuh. Sedikit saja gerakan salah dari gaya gravitasi bintang, atau efek lainnya, akan melepaskan komet dari induknya. Salah satu bukti kuat dari tabrakan komet pembunuh terekam dengan jelas di permukaan Jupiter.


Tahun 1994, sebuah komet pembunuh bernama Shoemaker-Levy 9 menabrak Jupiter hingga membuat sebuah luka sebesar bumi di planet tersebut.


Baru-baru ini saya sempat berkunjung ke PP Iptek, di Taman Mini, Jakarta. Ketika berkeliling saya sempat melihat sebuah poster yang dipasang memanjang dari atas ke bawah berjudul, “Teleskop Hubble Menangkap Bencana”.


Terus terang saya kaget tetkala melihat ada foto yang menampakkan akibat benturan komet Shoemaker-Levy 9 di Jupiter. Pada gambar tersebut terlibat dua noda merah kecil yang melukai planet terbesar itu, kita melihat noda merah itu tampak kecil karena dibandingkan dengan ukuran planet tersebut, tetapi apabila dibandingkan dengan bumi, maka noda bekas benturan itu akan nampak sama besar. Secara gampang, apabila ada komet pembunuh sebesar Shoemaker-Levy 9 benar-benar menabrak bumi, maka dapat dipastikan bumi akan binasa, dan semua bentuk kehidupan yang kita kenal akan musnah.



Ancaman terhadap bumi tidak hanya berasal dari Awan Oort, tapi juga dapat berasal dari Sabuk Kuiper, hingga jalur asteroid Mars-Jupiter. Sabuk Kuiper dikenal sebagai lintasan asteroid-asteroid besar yang mungkin memiliki potensi sama mematikannya dengan komet dari awan Oort.


Apabila Pluto, Sedna hingga TRM 11-RM 2 dikeluarkan dari definisi planet menjadi asteroid, maka Pluto Sedna hingga TRM 11-RM 2 merupakan asteroid yang sangat besar. Kita tahu Pluto memiliki ukuran sebesar bulan, sehingga Anda pasti bisa membayangkan akibatnya, jika Pluto menghajar bumi. Lintasan asteroid Mars-Jupiter tampaknya juga menyimpan potensi bencana serupa, seperti halnya sepupunya yang berada di tepi tata surya.


Tahun 1925, Jan Hendrik Oort menerbitkan sebuah teori tentang rotasi galaksi berdasarkan bukti-bukti dari observasi yang telah dilakukannya. Oort memperhitungkan jarak matahari dari pusat galaksi sebagai tolak ukur untuk mengekur rotasi galaksi dan kecepatan orbitnya. (Encyclopedia Americana, 1991, 17: 757). Dengan kata lain, matahari dan seluruh tata surya juga melakukan sebuah revolusi dengan mengorbit pada pusat galaksi bima sakti.


Para ilmuwan dari abad sembilan belas mungkin beranggapan bahwa tatasurya merupakan sebuatu bentuk statis yang diam pada tempanya. Mereka tidak mengerti bahwa matahari sebenarnya melakukan revolusi sebagaimana yang dilakukan planet terhadap matahari. Dengan begitu, revolusi galaksi bima sakti, bisa jadi berakibat pada revolusi matahari dan seluruh tata surya. Celakanya, revolusi tata surya kini sedang melewati awan energi di galaksi bima sakti yang menyebabkan terjadinya guncangan terhadap tata surya, layaknya pesawat yang terbang melintasi cuaca buruk. Guncangan energi, akibat awan energi sungguh berakibat buruk bagi tata surya, dapat memicu hujan komet pembunuh yang berasal dari Awan Oort dan Sabuk Kuiper. Jika itu terjadi maka dapat dipastikan bumi dan planet-planet yang lain akan merasakan bencana akibat hujan komet, dengan dampak yang berbeda-beda.


Dari beragam anomali yang telah saya paparkan, kita dapat merangkai perkiraan bagaimana kejadian dari kiamat 2012—jika hal itu benar-benar terjadi.


Partama, aktivitas matahari yang meningkat pesat pada tahun tersebut, memicu munculnya aktivitas badai yang berlebihan di seluruh dunia, lebih-lebih radiasi matahari kelak akan semakin mudah menembus magnetosfer bumi, akibat semakin lemahnya kekuatan megnetosfer. Sementara itu, perjalanan tata surya melalui awan energi akan menyebabkan guncangan pada seluruh tata surya. Akibatnya tata surya akan semakin panas, guncangan tersebut juga akan memicu hujan komet pembunuh dari wilayah Awan Oort dan Sabuk Kuiper.


Apabila salah komet pembunuh menabrak bumi, maka dapat dipastikan akan terjadi bencana besar yang akan menghancurkan seluruh kehidupan di bumi, para ilmuwan menyebut komet pembunuh sebagai global killer.


Andaikata bumi masih bisa bertahan, baberapa makhluk hidup yang selamat dari benturan komet akan menghadapi bahaya lainnya yaitu letusan beberapa gunung berapi super di Yellowstone, Amerika Serikat, hingga Toba, Indonesia. Sebab benturan komet yang dasyat akan memicu matangnya aktivitas vulkanisme di seluruh dunia, termasuk gunung berapi super. Efek ledakan gunung berapi super akan mempenganruhi seluruh dunia, abu hasil erupsi menutupi seluruh bumi selama sekitar sepuluh tahun, atmosfer menjadi sangat beracun, dan matahari tidak akan terbit selama masa tersebut. Bumi akan musnah dan kehidupan bumi akan sekarat, saat bencana tersebut berakhir maka bumi menghadapi musim dingin nuklir. Saat itu, semua penduduk bumi akan merasakan kepunahan masal seperti yang terjadi 65 juta tahun lalu.



Semua yang saya katakan di atas hanyalah sebuah perkiraan dan prediksi para ilmuwan berdasarkan data ilmiah yang mereka peroleh. Memang benar, tidak ada satupun jaminan yang mampu menjamin kiamat akan datang pada tahun 2012, sebagaimana tidak ada satu jaminan bahwa kiamat tidak akan tiba pada tahun itu.


Kiamat merupakan rahasia Tuhan yang paling gelap, sehingga tidak seorangpun yang mampu meramalkan kedatangannya. Namun demikian sungguh beruntunglah bagi siapapun yang telah mempersiapkan kedatangan hari kiamat tersebut, dengan bekal iman dan taqwa. Allahualam.