Potensi pasar yang besar itu mendorong TVS Group melalui TVS Motor Company Indonesia pada tahun 2005 melakukan investasi sebesar 50 juta dolar AS ke pasar domestik dengan mendirikan pabrik pertama di Karawang, kata Chief Operating Officer PT TVS Motor Company Indonesia (TMCI), Darmady Tjuatja saat peluncuran produksi baru TVS Neo X3i di Jakarta, Senin.
Menurut Darmadi Tjuatja, banyaknya motor dari negara lain masuk ke Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia adalah pasar yang potensial dalam industri tersebut.
Namun India melalui TVS Group mempunyai pandangan yang berbeda dengan produsen lainnya, langsung melakukan investasi dan mendirikan pabrik di Karawang dengan produksi sebesar 300 ribu per tahun, katanya.
Ia mengatakan, pasar Indonesia dengan India sebenarnya sama, karena keduanya memiliki penduduk yang jumlah cukup besar, namun India mempunyai produksi motor sendiri seperti Bajay dan TVS Neo, sedangkan Indonesia masih belum ada produknya.
Begitu pula dengan China sudah memproduksi motor China dan mempunyai pasar sendiri, dan melepas produknya juga ke pasar Asia lainnya seperti di Indonesia, namun belum melakukan investasi di Indonesia dalam sektor tersebut.
Namun India dengan komitmen yang kuat melakukan investasi di Indonesia yang akan dijadikan sebagai pusat produksi motor TVS Indonesia untuk kawasan Asia Tenggara, tuturnya.
Ditanya kenapa masih memproduksi motor bebek, menurut dia, karena pasar masih cukup besar yang mencapai 38 persen, sedangkan TVS merupakan “anak bawang” yang baru muncul dalam tiga ini.
“Kami harapkan dapat meraih pangsa pasar di dalam negeri antara delapan persen sampai 10 persen,” katanya.
TVS Indonesia, lanjut dia juga berminat memproduksi jenis motor bukan bebek, namun saat ini masih fokus ke sektor tersebut.
Karena itu , TVS juga berharap akan dapat memproduksi satu juta unit motor dalam beberapa tahun ke depan, sehingga menjadi pemain utama dalam bisnis tersebut, katanya.